YANG ANEH-ANEH DARI AYAM JAGO
Cerita, mengenai ayam jago ternyata
tidak berhenti di tempat latihan saja. Ia juga erat dengan dunia
ramal-meramal. Terutama kalau mendekati saat-saat latihan tarung untuk
menjajal kebolehannya. Dari sini orang baru tahu kalau si ayam itu
tenyata juga membawa keberuntungan dan kesialan.
1. Angka Sial
Gambar sabung ayam.
gambar : jokuci.blogspot.com
Kata yang punya cerita, orang-orang Jawa
Kuno, soal keberuntungan dan kesialan itu bisa diramal jauh-jauh hari.
Sehingga, bagi masyarakat Jawa, soal memantang sesuatu pada hari-hari
tertentu, misalnya bepertian, mengadakan hajat, menentukan bentuk rumah,
dan juga menarungkan
ayam jago kesayangannya juga adalah hal yang biasa. Memang, soal ini, bersumber dari waktu, yaitu,
hari yang jumlahnya tujuh dan
pasaran yang jumlahnya lima.
Entah bagaimana sejarahnya, hari dan pasaran, dijadikan sumber untuk hal itu lalu diberi angka neptu. Barangkali,
untuk memudahkan menentukan untung sial tersebut, yang caranya dengan
menghubung-hubungkan angka-angka yang dipakai hari dan pasaran, sehingga
ketemulah angka yang bisa ditafsirkan. Di bawah ini dikemukakan angka neptu yang dipakai untuk penghitungan keberuntungan atau kesialan.
Hari |
Neptu |
Pasaran |
Neptu |
Minggu |
5 |
Kliwon |
8 |
Senin |
4 |
Legi |
5 |
Selasa |
3 |
Pahing |
9 |
Rabu |
7 |
Pon |
7 |
Kamis |
8 |
Wage |
4 |
Jumat |
6 |
|
|
Sabtu |
9 |
|
|
Dari jumlah neptu hari dan pasaran, akan
bisa ditemukan angka keberuntungan dan kesialan, yang dicari sebagai
berikut (sambil melihat daftar di atas) :
atau :
Angka keberuntungan, yang rupanya sudah
disepakati oleh kebanyakan orang untuk menarungkan ayam jago, adalah 10,
12, 14 dan 17. Jadi, kalau dalam penjumlahan itu hasilnya ternyata di
luar angka keberuntungan ini, maka lebih baik menunda latihan tarung
ayam.
Angka sial (yang ternyata lebih banyak
jumlahnya) adalah angka 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16 dan 18. Kalau kita
mendapat angka penjumlahan yang sial ini, jelas latihan tarung harus
ditunda. Salah satu contoh penemuan angka sial ialah seperti berikut ini
:
atau :
2. Ciri Kemujuran
Ciri ayam jago juga erat kaitannya
dengan pembicaraan kita ini. biasanya ciri ini dihubungkan dengan
“lawan” dari jago yang dilatih. Kalau misalnya angka keberuntungan ada
pada kita, tetapi dari perhitungan ciri, jago kita “asor” maksudnya
(lebih rendah derajat atau mutu kemujurannya), maka sudah barang tentu
latihan tidak bisa diteruskan. Ciri itu sendiri, kalau jago dilihat dari
kelasnya, bisa digolongkan menjadi tiga kelas. Menurut warna bulunya,
kelas satu wiringkuning, kelas dua wiringgalih, dan kelas tiga jragem
(hitam mulus). Sedangkan menurut warna kakinya. Kelas satu berkaki
kuning, kelas dua berkaki putih, dan kelas tiga berkaki hitam biru. Di
bawah ini hanya menyoroti dari segi warna kaki saja. Sebagaimana hari
dan pasaran mempunyai angka neptu, kaki juga mempunyai angka nilai.
Kaki kuning, mempunyai nilai 9
Kaki putih, mempunyai nilai 7
Kaki hitam, mempunyai nilai 5
Nilai kaki ini kemudian dijumlah dengan neptu hari dan pasaran, hasil penjumlahan
dibagi tiga. Kalau hasil pembagian
bersisa satu, nasib jago jatuh pada
kutuk (anak ayam); kalau
bersisa dua nasib jago jatuh pada
kuwuk (
kucing pemakan ayam); dan
bersisa tiga jatuh pada
beluk (burung pemakan binatang)/ khusus untuk istilah “bersisa tiga” ini, juga mengandung arti
habis dibagi (tidak ada sisa).
Jadi kalau nasib ayam jatuh pada kutuk,
maka ayam akan dikalahkan oleh lawannya bernasib kuwuk atau beluk,
karena kutuk itu lebih “asor” derajatnya. Demikian pula kuwuk lebih
“asor” daripada beluk. Ini artinya, melatih ayam jago, paling tidak
memilih nasib yang jatuh pada kuwuk, tetapi akan lebih baik lagi kalau
nasib ayam jago jatuh pada beluk yang terajatnya lebih tinggi dari
semuanya.
3. Nasib
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta, nasib diartikan
sebagai : apa yang terjadi pada seseorang sudah ditentukan oleh-Nya.
Jadi nasib merupakan suatu misteri karena menyangkut nama-Nya. Tetapi
karena manusia mendapatkan anugerah akal yang melimpah ruah, maka ia pun
juga menjadi banyak akal. Dalam pemikirannya ia bertanya, kalau manusia
memiliki nasib yang sudah barang tentu tak mungkin dielaknya, kenapa
ayam jago tidak ? Begitulah kira-kira awal dari pencarian nasib ayam
jago. Di sini, seperti yang sudah-sudah, pencarian juga masih bersumber
dari angka neptu hari dan pasaran, tetapi hanya ditambah dengan nilai
dan ciri. Cara mencarinya adalah sebagai berikut :
Misalnya latihan tarung pada Minggu Legi. Maka bisa kita lihat, jago mana yang bernasib baik pada hari khusus itu.
Jumlah yang terakhir ini menurut rumus,
dibagi tiga dan hasil akhirnya = 6 bersisa 1. Dengan demikian jago
berkaki kuning untuk hari ini nasibnya jatuh pada kutuk. Jadi bertarung
pada hari itu nasibnya akan “asor”. Sebaliknya pada hari yang sama,
nasib jago berkaki putih lebih mendingan
0 Komentar untuk "Keanehan Pada Ayam"